Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh, Selamat Datang di Blog Kami, www.ipnu-ippnu-babalankidul.blogspot.com, selamat berkunjung ...

Sejarah IPNU IPPNU


IPNU   ”Menyiapkan Barisan untuk Kejayaan Masa Depan”

Latar Belakang Berdirinya IPNU
1.       Faktor Aqidah
Karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam ala Ahlussunnah Wal jamaah.
2.       Faktor pendidikan
Karena pendidikan merupakan media yang efektif untuk melakukan pengkaderan, sehingga kader-kader muda terdidik dan terarah untuk menciptakan kader yang professional. Pelajar memiliki usia, pemahaman dan latar pendidikan yang relatif sama sehingga akan mudah memberikan sebuah informasi atau pelajaran.
Tujuan lahirnya IPNU
1.       Mempersatukan antar pelajar umum dan agama (santri).
2.       Mengumpulkan anak-anak NU.
3.       Mengembangkan pengetahuan agama dan umum.
4.       Mempersiapkan pemimpin NU dan bangsa di masa datang.
5.       Mengembangkan syari’at Islam Ala ASWAJA.
Organisasi yang lahir sebelum IPNU
1.       Tsamrotul Mustafidin, lahir di Surabaya 11 Oktober 1936.
2.       Persatuan Murid Nahdlotul Oelama (PAMNO) tahun 1936.
3.       Ikatan Siswa Mubalighin Nahdlotul Oelama (IKSIMINO), lahir di Semarang 1952.
4.       Persatuan Pelajar Nahdlotul Oelama (PERPENO) lahir di Kediri.
5.       Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPINO).
6.       Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPNO) di Surakarta.
Sejarah singkat lahirnya IPNU
Pada dasarnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) didirikan sebagai organisasi kesiswaan dan kesantrian, ia dimasukkan dalam rangka menyatukan gerakan langkah dan dinamisasi kaum terpelajar di kalangan Nahdliyyin.
Ketika Kongres LP Ma’arif NU di Semarang tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H atau 24 Februari 1954 M, M. Tholhah Mansur mengusulkan dibentuknya ikatan bagi pelajar NU yang mana anggotanya adalah putra NU dan usulan tersebut diterimaoleh forum. Detik itu pula IPNU dilahirkan di kota Semarang.
Dalam perjalanannya, IPNU mengalami 3 fase perubahan. Yang pertama, IPNU lahir dari basis pelajar dan santri, kedua IPNU berbasis umum dan ketiga IPNU kembali pada habitatnya yaitu basis pelajar dan santri. Pada saat fase kedua, IPNU mempunyai persoalan yang cukup besar dimanaIPNU hampir kehilangan jati dirinya sebgai kader. Hal itu terjadi akibat adanya tekanan yang dilakukan oleh rezim Orde Baru dengan strategi penerapan UU nomor 8 tahun 1985  tentang ideologi ormas yang menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas serta dipolitisasi (penghapusan) dengan mewadahi semua OKP dalam KNPI. Selai itu dengan adanya SKB tiga menteri yang salah satu poinnya pelarangan organisasi kesiswaan selain OSIS dan Pramuka.
Dengan demikian, IPNU berbenah diri dan mengubah orientasi dan garis perjuangan  pasca diberlakukannya UU tersebut. Hal itu teraktualisasi dan terformulasi dalam Keputusan IPNU-IPPNU X tahun 1988 di Jombang, dengan mengganti huruf ”P” yang semula Pelajar menjadi Putra/Putri. Hal tersebut menjadikan segmentasi IPNU lebih luas.
Pasca Kongres tersebut, disadari maupun tidak disadari perluasan orientasi ternyata berdampak kurang baik terhadap kinerja dan aktifitas IPNU secara konstitusional maupun operasional. Maka pada Kongres IPNU tahun 2000 di Makasar mengeluarkan deklarasi Makasar lewat rekomendasi Komisi A (organisasi) yang mencetuskan keputusan :
§  Mengembalikan IPNU pada visi keterpelajaran sebagimana tujuan awal.
§  Menumbuhkembangkan IPNU pada basis perjuangan yaitu di sekolah dan Ponpes.
§  Mengembalikan Corp Brigade Pembangunan sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan dan kepencintaalaman di sekolah-sekolah)
Fase ketiga merupakan Implementasi dari isi deklarasi Makasar tahun 2000. Tepatnya pada Kongres XIV IPNU di Sukolilo Surabaya 18-21 Juni 2003 IPNu kembali ke habitatnya. Mengembalikan IPNU ke basis pelajar dan santri merupakan salah satu bentuk pembenahan diri untuk menata organisasi. Oleh karena itu, dengan menggarap kalangan pelajar diharapkan akan lebih cepat dan efektif dalam memberikan pemahaman terhadap konsep dan ajaran NU sehingga kan melahirkan kader-kader professional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tokoh pendiri IPNU
      1    Tholhah Mansyur (Mahasiswa UGM)
      2    Ismail (Mahasiswa IAIN Kalijogo)
  1. Mahbub Junaidi (Mahasiswa UI).
  2. M. Sofyan Kholil
  3. Ghani Farida
  4. M. Uda
  5. M. Sahal Makmun (Mahasiswa UI)
  6. Abdurrohman Wahid (Jawa Timur)
  7. Ilyas Ru’at (Jawa Barat).
Sifat IPNU
1.)     Keterpelajaran
2.)     Kekeluargaan
3.)     Kekaderan
4.)     Kemasyarakatan
5.)     Keagamaan

Fungsi IPNU
1.       Wadah berhimpun untuk melanjutkan semangat dan nilai-nilai nahdliyah.
2.       Wadah komunikasi untuk menggalang ukhuwah islamiyah.
3.       Wadah aktualisasi dalam pelaksanaan dan pengembangan syari’at islam.
4.       Wadah kaderisasi untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.

Lima pedoman yang harus diperhatikan dalam pengembangan IPNU (Mabadi Al-Khomsah)
1.  Ash-Shidqu      : Jujur/keberanian, kesungguhan dan keterbukaan.
2.  Al-Amanah      : Dapat dipercaya, setia dan tepat janji.
3.  Al-Adalah         : Adil.
4.  Ta’awun           : Tolong menolong, setia kawan dan gotong royong.
5.  Istiqomah        : Tetap, berkesinambungan dan berkelanjutan.

Visi IPNU
Terwujudnya pelajar yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul Karimah, menguasai IPTEK, memiliki kesadaran dan tanggungjawab terhadap tatanan masyarakat yang berkeadilan dan demokratis atas dasar ajaan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Misi IPNU
Pembinaan dan pemberdayaan terhadap pelajar dan santri serta mempengaruhi pihak-pihak terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan para pelajar dan santri putra.
Jenjang Kepengurusan IPNU
1.      Tingkat  Nasional disingkat PP (Pempinan Pusat),
2.      Tingkat Provinsi Jawa Tengah disingat PW (Pimpinan Wilayah), Tingkat Kabupaten disingkat PC (Pimpinan Cabang),
3.      Tingkat Kecamatan disingkat PAC (Pimpinan Anak Cabang)
4.      Tingkat Desa disingkat PR (Pimpinan Ranting).
5.      Tingkat sekolah disingkat PK (Pimpinan Komisariat).
Lambang IPNU
1.)   Warna Hijau : Subur, kuning : Hikmah yang tinggi, Putih : Kesucian, | warna kuning diantara putih melambangkan hikmah dan cita-cita yang tinggi
2.)     Bentuk bulat : Continue (terus menerus)
3.)     Tiga titik diantara I.P.N.U : Iman, Islam, Ikhsan
4.)     Enam Strip pengapit I.P.N.U : Rukun iman
5.)     Bintang : Kebanggaan cita-cita
6.)     Sembilan bintang : Lambang keluarga NU
a.        1 bintang paling besar ditengah : Nabi Muhammad SAW
b.       4 bintang dikanan & kiri : Khulafaurrosyidin
c.        4 bintang dibawah : Madzhab empat
7.)     Dua kitab : Al-Qur’an & Hadits
8.)     Bulu lambang ILMU. Dua bulu angsa bersilang : Sintesa antara Ilmu Umum & Ilmu Agama Islam
9.)     Sudut bintang lima bermakna rukun islam


=======================================================

IPPNU   ”Habis Gelap Terbitlah Terang”

LATAR BELAKANG KELAHIRAN IPPNU
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Dalam keputusan ini NU beserta banomnya seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Anshor, IPNU dan banom NU lainnya membentuk tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU di Malang Jawa Timur. Selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang dinamakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri nampaknya masih diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara adminiftratif hanya menjadi departemen didalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah yaitu (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang, dan Kediri) melakukuan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif (saat itu dipimpin Bpk. KH. Syukri Ghozali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapahari tersebut telah membuat keputusan sebagai berikut :
1.       Tanggal 28 Februari - 5 Maret 1955 terbentuknya IPNU Putri di Malang.
2.       Pembentukan Organisasi Putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dengan IPNU.
3.       Tanggal 2 Maret 1955 M / 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai  hari kelahiran IPNU putri.
4.       Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu UMROH MAHFUDHOH dan sekretarisnya bernama SYAMSIYAH MUTHOLIB.
5.       PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
6.       Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi dan pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).

PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA
Sejalan dengan adanya kongres dari beberapa zaman (Kemerdekaan, Orla, Orba, Era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan kongres, dan dalam perjalanan IPPNU dari masa ke masa antara lain :
1.       Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.
2.       Tanggal 1-4 Januari 1957 padaMuktamar NU di Pekalongan IPPNU ikut serta. Acara itu diisi olahraga dan juga menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
3.       Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikann islam serta bahasa arab.
4.       Tahun 1964 dilaksanakan konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan Doktrin Pekalongan dan mengusulkan agar KH. Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan.
5.       Tanggal 30 Agustus 1966 dalam kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon kepada PBNU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
6.       Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
7.       Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan khusus utuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS, selama itu IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi oleh para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjanganny IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA telah berubah menjadi IKATAN PUTRI-PUTRI NAHDLATULM ULAMA.
8.       Bulan Oktober 1990 pada konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan memantapkan PPOA IPPNU.
9.       Pada kongres X IPPNU tahun 1991 di ponpes AL WAHDAH Lasem Jawa Tengah, telah menguatkan indenpendensi IPPNU dan IPNU yang merupakan organisasi terpisah.
10.    Tanggal 10-14 Juli 1996 di pesantren Al Musyaddidah Garut Jabar mengadakan kongres XI IPPNU, yang menekankan yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda yang lain.
11.    Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
12.    Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongresb XII IPPNU di Makasar Ujung Panjang, telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.
13.    Tanggal 18- 23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
14.    Juli 2006 kongres XIV IPPNU ponpes Darunnajah Jakarta.
15.    Tanggal 19-23 Juni kongres XV IPPNU di ponpes Al Hikmah Brebes Jawa Tengah mempertahankan misi kepelajaran IPPNU.
Tokoh-tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU adalah:
1.       Rekanita Umroh Mahfudhoh (Gresik Jatim. 1955-1956)
2.       Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1956-1958)
3.       Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1958-1960)
4.       Rekaniata Mahmudah Nachrowi (Malang Jatim. 1960-1963)
5.       Rekanita Farida Mawardi (Surakarta. 1963-1966)
6.       Rekanita Mahsanah Asnawi (Rembang. 1966-1970)
7.       Rekanita Ratu Ida Mawaddah (Serang Banten. 1970-1976)
8.       Rekanita Misnar Ma’ruf (Padang Sumbar. 1976-1981)
9.       Rekanita Titin Asiyah (Jakarta. 1981-1988)
10.    Rekanita Ulfah Masfufah (Jatim. 1988-1991;1991-1996)
11.    Rekanita Safira Mahrusah (Yogyakarta. 1996-2000)
12.    Ratu Diah Hatifah (Banten. 2000-2003)
13.    Siti Soraya Devi (Cirebon. 2003-2006)
14.    Wafa Patria Ummah (Jatim. 2006-2009)
15.    Margareth Aliyatul Maemunah ( Jatim, 2009-2012)

Lambang IPNU
1.)     Warna Hijau         : Kebenaran, Kesuburan serta dinamis
2.)     Warna Putih         : Kesucian, kejernihan serta kebersihan
3.)     Warna Kuning      : Hikmah yang tinggi / kejayaan
4.)     Bentuk Segitiga : Iman, Islam, Ikhsan
5.)     Dua buah garis tepi mengapit warna kuning : Dua kalimat Syahadat
6.)     Sembilan bintang : Lambang keluarga NU
a.        1 bintang paling besar ditengah : Nabi Muhammad SAW
b.       4 bintang dikanan : Khulafaurrosyidin
c.        4 bintang dikiri : Madzhab empat
7.)     Dua kitab : Al-Qur’an & Hadits
8.)     Dua bulu bersilang : aktif menulis dan membaca untuk menambah wacana berfikir
9.)     Dua bunga melati : perempuan yang dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsur Ilmu Pengetahuan Umum & Ilmu Agama Islam
10.) Lima titik diantara I.P.P.N.U. : rukun islam